Menyikapi Si Pelupa

“Ada tips ndak sih biar tidak jadi orang PELUPA ?” tanya mom ini di milist We R Mommies beberapa saat yang lalu. Banyak sekali kejadian yang tak mengenakkan menimpa beliau akibat sifat pelupanya–yang kadang keterlaluan–. Selain menanyakan tips tips untuk mengurangi masalah “pelupa”, mom ini pun menanyakan tentang boleh tidaknya mengkonsumsi tablet model Gibolan yang banyak beredar. Mari kita ikuti tanggapan para mommies tentang tema ini.
Postingan pertama yang menanggapi tema ini datang dari seorang mom yang menceritakan tentang pengalaman teman beliau mengkonsumsi tablet model gibolan. ” Dulu aku punya teman yang banyak mengkonsumsi obat obat terlarang hingga ingatannya lama lama “bermasalah”. Atas saran dari orang orang dia mencoba mengkonsumi gibolan dan memang ajaib karena daya ingatnnya dapat pulih” tulis beliau. Namun ia pun menekankan bahwa bukti secara medis beliau sama sekali tidak mengetahui apakah gibolan memang dapat menguatkan daya ingat atau memiliki efet tertentu. Untuk tips mengurangi kerugian akibat pelupa beliau menganjurkan untuk menggunakan setting HP untuk mencatat segala urusan urusan penting yang dimiliki. Dengan adanya “reminder” dari cell phone, maka kita akan mengetahui “dua dated” termin beberapaa saat sebelum saatnya tiba.
Senada dengan tips penggunaan kalender pintar di cell phone, GA AD SALAHNYA penggunaan cara manual ” KITA biasa menulis memo kecil kemudian ditempel di meja kantor atau di meja rias…”. Hal tersebut menurutnya juga merupakan cara efektif mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan dari sifat pelupa.
Mom satu ini bahkan mengirimkan artikel terkait tentang pelupa hingga kasus yang parah. Beliau menerangkan pula bahwa pelupa/pikun secara medis biasanya disebut dementia, namun istilah ini biasa digunakan untuk para manula. Menjawab pertanyaan tentang Gibolah, mom yang berprofesi dokter ini mengatakan berpendapat bahwa dirinya pribadi tak begitu yakin akan efek yang ditimbulkannya mengigat belum ada penelitian medis yang membuktikannya.
Beliau lebih percaya dengan metode terapi stimulasi otak seperti mengisi TTS, mengingat jadwal mingguan/harian dan olahraga otak. Bahkan beliaupun meyakini bahwa menulis adalah salah satu cara yang tepat untuk mencegah kepikunan di masa tua. Di akhir postingannya, beliau menekankan bahwa bila “pelupa” ini sudah amat mengganggu kehidupan maka jangan ragu ragu untuk menghubungi dokter neurologi untuk diperiksa lebih lanjut. Namun bila tidak begitu mengganggu jalannya kehidupan, maka coba jalani tips yang ada di http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=Health&newsno=2997.
Sifat pelupa tak hanya dapat merugikan si pemilik, namun juga dapat memalukan. Satu pengalaman terakhir juga kerap dialami oleh ALI “Parahnya lagi aku sering lupa bayar bila telah membeli. Parah sekali ya?. Kadang juga barang sudah aku pegang masih saja aku cari”. Satu tips yang beliau rasakan membantu untuk mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan dari sifat pelupa ini adalah dengan menggunakan catatan-catatan yang ditempelkan di beberapa tempat strategis.
“Biasanya bila misalnya aku disuruh membawakan barang, maka aku menulisnya di kertas besar besar –NANTI JAM 12.00 BAWA X lalu ditaruh di tempat yang terlihat, seperti di meja rias atau di pintu masuk kamar. Bisa juga dipasang alarm di hp, diatur jam sekian sekalian dientrikan juga barang yang hendak dibawa” satu tips yang beliau berikan.
Tips lain yang muncul adalah penggunaan buku kecil untuk mencatat segala hal yang harus dilakukan ” Kayaknya Mom harus bikin to do list deh dirumah atau dikantor agar dapat meminimalisir lupanya mom melakukan hal hal yang semestinya harus dilakukan”. Menurut beliau, tips ini teramat jitu untuk mengatasi terlanggarnya termin akibat lupa. “Syaratnya ya KITA harus rajin mengisi dan melihat tiap hari yang terdapat di buku catatan tersebut” tutup mom ini di akhir postingannya. (DAI/WRM/Ali)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menyikapi Si Pelupa"