Sketsa – khiyarku

sementara taman hatiku masih gersang
kelopak berserak – serak berhamburan
membunuh sepiku diantara kerikil masa
hingga hampir tiada mampu untukku susun – susun lagi
akupun kian buta mereka – reka warna
mencoba diam aku semakin terenyuh
dan long – long bangsi dalam pekat ini ;
kian menjelma ketakutan demi ketakutan
….”sungguh kecut hari – hariku ….!”


Sementara naluri ini masih terkubur
Membusuk, berlumut pada ruang diam
Dari lembar – lembar sajak gila yang kumiliki
Perlahan akupun menggali kejujuran hasrat
Kususun kembali butiran retak ini,
Mempersilahkan debaran pengikat janji untukmu
Lalu pada embun yang melumuri gersang
Semakin lemah keakuanku
Semakin rinduku melumat ingin
Inginku seperti selimut sebelum terjagamu
Inginku seperti lilin sebelum gelapmu
Inginku seperti badut sebalum sedihmu
…” sungguh adanya dirimu,
Kutemukan jalanku….”


Sementara aku masih merangkai pilihan
Bimbang…tepian mana yang harus kujajaki
Lantas kuterima mahar terindah dalam bait mimpi
Dimana manja dan amarah kau tulis didada kiriku
Akupun mengerti wahai melai,
Wangimulah yang pantas untukku jilati
Dan jika kau ragukan lagi
Berikan aku sekeranjang tanya
Sebab pada keakraban naluri ini,
Berpuluh – ratus keranjang jawab untuk kau miliki….!!!


Deka mei 2005
01 : 43 am

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sketsa – khiyarku"