Maka penatlah riuh berkecambuk amarah hatiku
Mengutuk setiap kerinduan
Menyumpahi dalam setiap jeda pertemuan
“ cintaku dalam kutiban waktu yang sulit “…
Bingung bercamnpur merahnya amarah
Membeku dibalik nadi, meskipun darah kian mengalir…
Risalah jiwaku yang terkafani debaran – geram
Cemburu pada setiap roman cinta para sahabat
Kian bergolak tak’kala mereka masyuk
membagi rembulan dengan kekasihnya
Sementara pada lembar – lembarku,
Aku terasa sulit memungut cahaya rembulan itu
Sepertinya para sahabat tiada jerah
Tiada lelah mencurinya dariku
“ sungguh, ini malam yang melelahkan “…
Jiwaku, jiwa kekasihku belumlah mati
Belum ada peti hati atau makam cinta
Tapi mengapa para pelayat – pelayat itu menziarahi
Mereka berduyun – duyun membawa jinjingan celoteh
Menjadikan malam – malam cintaku
sebagai forum terbuka diskusi jenaka
“ inikah tahlil cinta…..?”…
Jelas…lembaran cintaku mati suri
Hingga akhirnya tertawa menabur bunga
Lalu bertakziah
Dan bergegas menghilang begitu saja….
Minggu, 21 desember 2008
02 : 29 am
0 Response to "Riwayat ( tahlil cinta ) 11,12"
Post a Comment