Memilih Perguruan Tinggi


Cermat Memilih Perguruan Tinggi
Setiap orang tentu ingin merajut masa depannya sebaik mungkin. Melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi,salah satu upaya untuk mewujudkan impian tersebut.
Karena itu memilih perguruan tinggi (PT) yang tepat adalah sangat penting bagi setiap calon mahasiswa.
Masalahnya bagaimana memilih PT yang memenuhi kebutuhan akademis dengan baik. Kecerobohan dalam memilih tidak hanya menuai kekecewaan, namun juga berakibat merusak masa depan. Agar tidak menyesal, maka sangat bijaksana bersikap cermat dan kritis.
Cari dan kumpulkan informasi sebanyak dan serinci mungkin dan perhatikan apakah kualitasnya makin meningkat. Bandingkan keunggulan dan kelemahannya dengan PT lain dan apakah lulusannya punya bekal ilmu yang memadai dan bisa diandalkan untuk bekerja atau berwiraswasta.
Bagaimana biayanya dan kesejahteraan dosen. Jangan memilih yang dosennya berpenghasilan minim sebab pasti tidak bisa berkonsentrasi penuh untuk mengajar.
Apakah manajemen PT cukup baik sehingga memperlancar proses belajar mengajar dan mampu memenuhi kepentingan mahasiswa.
Apakah berorientasi pada kemajuan ilmu. Hal ini bisa dilihat dari fasilitas penunjang seperti perpustakaan dan laboratorium. Perhatikan juga apakah staf pengajar senantiasa meningkatkan kemampuannya dengan mempelajari hal-hal yang baru. Juga bagaimana lingkungan belajarnya.
Perhatikan cara mahasiswanya belajar, apakah mereka memanfaatkan dengan baik setiap kesempatan untuk mencari ilmu. Apakah mereka bangga dan bergairah menjadi mahasiswanya dan masih banyak lagi. Semoga calon mahasiswa cermat dan kritis memilih. Jangan percaya promosi, slogan atau trik yang sering dilakukan berbagai PT untuk menarik calon mahasiswa.
Hamid
Blaru Rt 1/Rw 1 Blaru, Pati
***
Bulog Warisan Siapa?
Menurut yang saya baca/dengar dan cerita dari para pejabat senior yang sudah pensiun, Bulog dulu milik Oom Liem Sioe Liong yang merupakan perusahaan dagang jual/beli hasil bumi. Kebiasaan pedagang, cara kerjanya tidak bertele-tele tapi keuntungannya mengalir deras.
Dulu usaha tersebut dimulai dari tiga kota yaitu Purwodadi/Grobogan-Pati dan Kudus. Selanjutnya merambah di tiga provinsi yaitu Jabar, Jateng dan Jatim. Oom Liem membeli beras/gabah selagi panen raya, sudah pasti harganya murah. Selanjutnya saat paceklik, beras dijual kembali.
Tetapi hebatnya dia tidak berbuat aji mumpung menjual beras dengan harga tinggi. Bahkan cukup menjual di bawah harga pasar sedikit dan itu pun sudah untung. Karena kedekatannya dengan Pak Harto, bisnis twesebut diminta dan berganti nama menjadi Bulog (Badan Urusan Logistik).
Di tingkat provinsi bernama Dolog (Depot Logistik) dan kab/kota menajdi Subdolog. Cara kerjanya tidak jauh beda, tetap membeli beras dari para petani dengan harga ''wajar'' yang ditentukan Pemerintah dan dijual kepada PNS sebagai jatah bulanan.
Ketuanya saat itu bernama Pak Bustanil Arifin dan Kol Munajad sebagai Kadolog Jateng, Kol Sugiono Kadolog Bali dan Budiaji Kadolog Kalimantan Selatan yang akhirnya tersandung korupsi. Sekarang bila jauh beda ya lumrah karena sudah jadi perum. Jadi harus cari untung bahkan bila perlu secara sembunyi impor beras.
Perkara petani kita menjerit, bukan kerjaan Bulog. Tidak adanya kepedulian Bulog terhadap petani beras/tebu juga wajar. Menjadi tugas bersama, LSM, anggota Dewan dan pemuka organisasi tani untuk memperjuangkan nasib petani, agar mereka jadi makmur dan negara swasembada beras seperti tahun-tahun lalu.
H Erlangga Chandra
Ngalian Rt 8/Rw 2 Bendan
Banyudono, Boyolali
***
Ujian Umat Islam
Heboh kartun Nabi Muhammad SAW tak terbendung melanda seluruh belahan dunia terutama di negara yang umat muslim besar termasuk Indonesia. Dalam menyikapi kartun tersebut, ada yang bertindak anarkis, untung rakyat kita lebih banyak bersikap tawakal yaitu menyerahkan sepenuh hati kepada Allah.
Bermula dari kebebasan ekspresi pers Denmark yang memuat kartun Nabi. Pers barat salah total dalam memahami keimanan kaum muslim terhadap Tuhan dan Nabi. Mereka berpikir sosok Nabi Muhammad SAW sama seperti tokoh politik atau penguasa lain sehingga bisa dikartunkan sesuai imajinya.
Kasus ini paling tidak menunjukkan adanya kemiskinan pengetahuan mereka tentang Islam. Atau sebenarnya mereka paham tetapi sengaja menyerang. Dalam menghadapi kasus ini, mari berprasangka baik yaitu mereka melakukan kesalahan fatal karena ketidaktahuannya.
Preseden ini menjadi awal yang sangat penting untuk memperkenalkan Islam ke seluruh dunia khususnya kepada barat. Bagaimana wajah Islam yang sebenarnya?. Para intelektual muslim dan para pemuka agama Islam mestinya dapat menempuh hak jawab.
Penyelesaian pelecehan agama secara intelektual saya kira dampaknya sangat positif untuk membangun citra Islam yang memberi rahmat bagi seluruh alam. Kepala boleh panas tetapi hati dijaga agar tetap sejuk. Maafkan mereka yang tidak tahu dan luruskan dengan kata-kata serta tindakan yang bijak agar Islam tetap menjadi agama yang cerdas dan elegan.
Suprayitno
Jl Tlogomukti Tmr I/878, Semarang
***
Balai Latihan Kerja
Temanggung
Membaca berita beberapa waktu lalu berjudul ''LLUKM takkan mampu bersaing dengan swasta'', saya prihatin bila hal itu betul-betul terjadi. Karenanya saya ingin urun rembuk sbb: Ada dua solusi untuk memecahkan yaitu tetap dikelola Pemkab Temanggung atau dikembalikan ke pusat cq Depnakertrans.
Di berita, bila akan dipertahankan konsekuensinya Pemkab harus mengelola secara optimal dan menyediakan anggaran cukup besar. Sebaliknya bila dikembalikan ke pusat juga harus dipertimbangkan untung ruginya. Saya rasa akan banyak untungnya bila dikembalikan ke pusat antara lain:
Peralatan/mesin untuk sarana pelatihan akan selalu diremajakan sesuai kemajuan teknik dan teknologi. Biaya perawatan cukup besar akan dibebankan kepada APBN. Kebutuhan tenaga instruktur bisa dipenuhi dari satu BLK ke lainnya.
Mobil training unit akan selalu diperbaharui sesuai kemajuan zaman. Masyarakat untung meski BLK dikelola pusat. Paket pelatihan akan lebih banyak karena dukungan APBN, juga anggaran rehabilitasi gedung tersedia. Dapat mengurangi APBD Temanggung sehingga dana dapat dimanfaatkan yang lain.
Semua tergantung kebijakan Pemkab Temanggung semoga dengan hati dan pikiran jernih, tidak dipengaruhi kepentingan sehingga tidak salah pilih.
Bambang Sugiyono
Jl Truntum VI/2, Semarang

________________________________________

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memilih Perguruan Tinggi"